Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) 2024 sukses menggelar workshop inovatif yang berfokus pada pengolahan limbah tulang ikan patin di Desa Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 31 Agustus 2024 ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat dengan mengubah limbah tersebut menjadi produk bernilai ekonomi seperti tepung, kerupuk dan cookies.
Selain itu, peserta juga diberikan strategi pemasaran yang efektif untuk memperluas jangkauan produk.
Antusiasme warga Desa Koto Mesjid terlihat jelas dari partisipasi aktif mereka disetiap sesi workshop. Arjunalis, Kepala Desa Koto Mesjid, juga mendukung penuh kegiatan ini dan berharap Tim PPK Ormawa BEM FIKOM Umri dapat membimbing masyarakat Kampung Patin Desa Koto Mesjid dalam proses pengolahan limbah tulang ikan patin yang selama ini menjadi salah satu permasalahan di Kampung Patin Desa Koto Mesjid.
Johan Faladhin MIkom selaku Wakil Dekan Fikom UMRI sekaligus Dosen Pendamping Lapangan (DPL) TIM PPK Ormawa BEM FIKOM Umri berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak yang positif kepada masyarakat baik dari segi lingkungan maupun ekonomi di Kampung Patin Desa Koto Mesjid.
Tidak hanya teori, Tim PPK Ormawa BEM FIKOM Umri juga melakukan pembinaan langsung untuk memastikan masyarakat dapat mengimplementasikan ilmu yang mereka peroleh secara mandiri.
Imam Firmansyah, Ketua Pelaksana dari Tim PPK Ormawa BEM FIKOM Umri menambahkan, tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan kemandirian ekonomi di Desa Koto Mesjid.
“Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Koto Mesjid dapat lebih mandiri dalam memanfaatkan limbah tulang ikan patin dan meningkatkan perekonomian desa melalui produk-produk olahan yang bernilai jual tinggi,” katanya.
Tim PPK Ormawa BEM FIKOM Umri berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat Desa Koto Mesjid, memastikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diajarkan dapat diterapkan secara berkelanjutan.
Langkah ini adalah bagian dari upaya untuk mendukung kesejahteraan dan keberlanjutan ekonomi di daerah tersebut, menjadikan limbah tulang ikan patin sebagai sumber daya berharga yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa.